TORAJATIMES.com

Objektif & Aktual

Gelar Musyawarah, Keluarga Tongkonan Lino Sepakat Menolak Revitalisasi Lapangan Sa’dan Toraja Utara

Gelar Musyawarah, Keluarga Tongkonan Lino Sepakat Menolak Revitalisasi Lapangan Sa'dan Toraja Utara, Minggu (2/11/2025). Foto: torajatimes.com

TORAJA UTARA, TORAJA TIMES.com | Polemik Lapangan Sa’dan antar keluarga dari Tongkonan Lino dan keluarga Tongkonan Rada terkait rencana pembangunan Revitalisasi Lapangan Sa’dan, Kecamatan Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara semakin diperjelas oleh rumpun keluarga Tongkonan Lino. Dimana Tongkonan rumpun keluarga Lino, menggelar Adat Ma’ Kombongan (musyawarah) pada Minggu (2/11/2025) siang dan sepakat menolak revitalisasi Lapangan Sadan Toraja Utara.

Musyawarah dihadiri ratusan rumpun keluarga Tongkonan Lino, kegiatan tersebut digelar di halaman Tongkonan Lino, Kecamatan Sadan, Toraja Utara,

Kombongan tersebut bertujuan membicarakan perihal rencana revitalisasi Lapangan Sadan yang sebelumnya mendapat Hibah sebesar Rp 4 Miliar dari Pemprov Sulsel.

Rencananya di lokasi tersebut akan dibangun lapangan padel, mini soccer, basket, voli, rumah kaca, hingga taman rekreasi.

Diketahui bahwa rumpun keluarga Tongkonan Lino, yang hadir dalam kegiatan ini tidak hanya yang tinggal di Toraja. Ada juga yang datang dari Palopo, Makassar, Papua, dan daerah lainnya.

Dalam musyawarah yang digelar, beberapa rumpun keluarga memberikan argumen dan masukan terkait rencana pemerintah untuk melakukan revitalisasi lapangan Sa’dan. Namun seluruh rumpun keluarga yang hadir sepakat menolak revitalisasi lapangan Sa’dan. Karena pihak keluarga masih menginginkan lapangan seperti yang ada sekarang, karena lapangan terus akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan adat seperti rambu solo’, rambu tuka’, kegiatan pramuka dan kegiatan lainnya.

Sekitar 3 jam lebih menggelar Ma’ Kombongan (musyawarah), dari hasil tersebut intinya seluruh rumpun keluarga Tongkonan Lino menolak adanya revitalisasi Lapangan Sadan.

Salah satu anggota rumpun keluarga Lino, dr Pither Pakilaran saat ditemui awak media mengatakan bahwa biarlah lapangan tersebut tetap dipakai peruntukannya selain untuk masyarakat juga untuk kegiatan adat. “Jadi biarlah lapangan tersebut menjadi lapangan untuk seluruh masyarakat dan kegiatan adat. Jangan dikuasai segelintir orang, walaupun namanya yayasan,” ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa, ada alasan–alasan adat secara prinsip yang membuat Tongkonan Lino menolak hal tersebut. “Alasan-alasan dan fakta secara adat yang membuat rumpun Keluarga Tongkonan Lino menolak. Alasan tersebut tidak elok kalau kami sampaikan kepada awak media,” ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Edwin Pasomba, salah satu rumpun keluarga Tongkonan Lino lainnya. Ia menyampaikan bahwa 99 persen rumpun keluarga Tongkonan Lino ini menolak, jadi keputusan tadi sudah bulat. Ini dengan mempertimbangan segala hal dari sudut pandang dari lima perwakilan nenek juga telah sepakat,” ucapnya.

Setelah pertemuan tersebut selesai, dilanjutkan dengan penandatanganan spanduk penolakan yang di pasang di depan Tongkonan Lino. Ratusan keluarga turut menandatangani dengan menandakan sepakat menolak revitalisasi lapangan Sa’dan. (*)

Penulis : Eno
Editor  : Rahmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini