Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, KNPI Dorong Desain Besar Pembangunan Kepemudaan Nasional Harus Dibangun Diatas Empat Pilar Utama
JAKARTA, TORAJA TIMES.com | Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 pada 28 Oktober 2025, Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) menyerukan pentingnya penyusunan dan implementasi Desain Besar Pembangunan Kepemudaan Nasional.
Langkah ini dinilai mendesak sebagai peta jalan strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum DPP KNPI, Tantan Taufik Lubis menegaskan, membangun desain besar kepemudaan bukanlah pilihan, melainkan keharusan sejarah.
“97 tahun lalu, para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu dan berikrar dalam Sumpah Pemuda. Kini tantangannya berbeda. Kita tidak lagi berjuang merebut kemerdekaan, tetapi mengisi kemerdekaan dengan membangun peradaban bangsa yang unggul dan memenangkan persaingan global,” ujar Tantan dalam pernyataannya, Senin (27/10/2025).
Ia menilai, tanpa arah dan desain besar yang komprehensif, Indonesia berisiko kehilangan momentum bonus demografi. “Ketiadaan peta jalan pembangunan kepemudaan bukan hanya kelalaian, tetapi kesalahan strategis yang dapat berakibat fatal bagi masa depan bangsa,” tegasnya.
Menurutnya, Desain Besar Pembangunan Kepemudaan Nasional harus dibangun di atas empat pilar utama. Pertama, Pilar Karakter dan Ideologi, yang menanamkan nilai-nilai Pancasila, integritas, serta ketahanan mental melalui pendidikan kontekstual, bela negara berbasis prestasi, dan penguatan kesehatan mental.
Kedua, Pilar Kapasitas dan Daya Saing, untuk mencetak sumber daya pemuda yang unggul, menguasai teknologi, dan siap bersaing global. “Pemuda harus jadi job creator, bukan sekadar job seeker,” ujarnya.
Ketiga, Pilar Konektivitas dan Kolaborasi, yang memperluas jejaring dan kolaborasi antarpemuda lintas daerah dan latar belakang. KNPI mendorong lahirnya Platform Kolaborasi Nasional, pertukaran pemuda Nusantara, dan jaringan diaspora muda Indonesia.
Keempat, Pilar Partisipasi dan Kepemimpinan, agar pemuda mendapat ruang dan kepercayaan memimpin di berbagai level. “Kita perlu memastikan kuota pemberdayaan nyata pemuda di lembaga strategis, bukan hanya simbolis,” tegas Tantan.
Ia mencontohkan, keberhasilan beberapa negara ASEAN bisa menjadi cermin bagi Indonesia. Singapura melalui National Youth Council (NYC) sukses mengonsolidasikan seluruh agenda kepemudaan di bawah satu komando, dan memberi ruang nyata bagi pemuda lewat program Youth Action Challenge.
Sementara Vietnam menonjol dengan integrasi nilai ideologi dan pembentukan karakter melalui Ho Chi Minh Communist Youth Union. Adapun Malaysia berhasil menata kelembagaan kepemudaan lewat Majelis Belia Malaysia (MBM), yang menghindari tumpang tindih dan memaksimalkan sumber daya.
Dari pengalaman itu, Tantan menyimpulkan tiga pelajaran penting: komitmen politik yang kuat, kelembagaan yang efektif, dan partisipasi pemuda yang bermakna.
“Kebijakan kepemudaan harus punya ‘gigi’. Dukungan politik dan kelembagaan yang berkelanjutan membuat agenda kepemudaan tidak sekadar program tahunan, tetapi investasi jangka panjang,” jelasnya.
Menurut Tantan, penundaan dalam penyusunan desain besar berarti menyia-nyiakan potensi satu generasi. “Fenomena bonus demografi ini hanya datang sekali dalam sejarah bangsa. Jika kita gagal memanfaatkannya, kita akan menghadapi bencana demografi,” ujarnya mengingatkan.
Ia menambahkan, Desain Besar Pembangunan Kepemudaan Nasional harus menjadi kompas yang menyatukan seluruh elemen pemuda, dari desa hingga kota, dari Sabang sampai Merauke.
“Ini adalah manifestasi keseriusan negara dalam memandang pemuda bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek dan tulang punggung transformasi bangsa,” kata Tantan.
Di akhir pernyataannya, Tantan yang juga Wakil Rektor Universitas Jakarta itu mengajak semua pihak, pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk bersama-sama mendukung penyusunan desain besar ini.
“Hari Sumpah Pemuda ke-97 harus menjadi momentum kebangkitan baru. Pemuda bersatu, Indonesia Emas terwujud,” pungkasnya.(*)
Editor: Redaksi/Eno

Tinggalkan Balasan